Kamis, 16 Mei 2013

RUANG LINGKUP MENTAL



Ruang lingkup mental
          Gagasan ini didasarkan pada asumsi bahwa “perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di dalam keluarga dan lingkungan.” Pemahaman pimpinan rumah tangga dan teman-temannya (terutama Ayah atau Ibu) tentang mental hygiene sangatlah penting. Pimpinan dan lingkungan secara sinerji dapat menciptakan iklim kehidupan di rumah tangga (fisik, emosional, sosial,  maupun moral spiritual) untuk perkembangan kesehatan mental anak. Di samping itu mereka dapat memantau gejala gangguan mental anak sedini mungkin. Mereka dapat memahami masalah mental yang dapat diatasi sendiri dan mana yang seyogianya dirujuk ke para ahli yang lebih profesional.
          Para orang tua di dalam rumah tangga dan lingkungan perlu memahami kesehatan mental anaknya yang berada pada masa transisi, karena tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan mengembangkan mentalnya karena terhambat oleh masalah-masalahnya, seperti penyesuaian diri, konflik dengan orang tua atau teman, masalah pribadi, masalah akademis yang semuanya dapat menjadi sumber stres.
A.    Norma
          Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, tingkah laku seseorang dan lain-lain.
          Karena, gangguan mental itu sebenarnya dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat, perilaku tersebut baik yang berupa pikiran, perasaan maupun tindakan. Seperti Alcoholic, depresi, stress dapat di katakan gangguan mental karena menurunnya fungsi mental dan juga menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal :

·         Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
·         Ketidak bahagiaan secara subyektif
·         Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan
·         Sebagian penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris dirumah sakit, namun ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut.

          Seseorang yang gagal dalam beradaptasi secara positif dengan lingkungannya dikatakan mengalami gangguan mental. Proses adaptif ini berbeda dengan penyesuaian sosial, karena adaptif lebih aktif dan didasarkan atas kemampuan pribadi sekaligus melihat konteks sosialnya. Atas dasar pengertian ini tentu tidak mudah untuk mengukur ada tidaknya gangguan mental pada seseorang, karena selain harus mengetahui potensi individunya juga harus melihat konteks sosialnya.

          Dengan adanya pendidikan mengenai Kesehatan Mental kita di harapkan bias menjadi makhluk social yang bias di terima di mata masyarakat dan tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.

Mental sehat dan sakit
Ciri-ciri mental yang sehat
·         Mampu belajar dari pngalaman
·         Mudah beradaptasi
·         Mempunyai rasa kasih sayang
·         Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pengalaman
·         Berfikir positif
·         Rasa harga diri yang mantap
·         Spontanitas dan kehidupan emosi yang hangat dan terbuka
·         Dapat belajar mengalah dan merendahkan diri sederajat dengan orang lain
Ciri-ciri mental yang tidak sehat
·         Perasaan tidak nyaman
·         Perasaan tidak aman
·         Kurang memiliki rasa percaya diri
·         Kurang memahami diri
·         Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
·         Ketidak matangan emosi
·         Kepribadiannya terganggu
·         Mengalami patologi dalam struktur system syaraf

B.     Macam-macam pertahanan diri
·         Rasionalisasi, suatu usaha untuk menghindari konflik jiwa dengan memberi alasan yang rasional
·         Displacement (Pemindahan), pemindahan tingkah laku kepada tingkah laku yang lain bentuknya atau kepada objek yang lain
·         Reaction Formation (reaksi berkebalikan), menggantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya.
·         Proyeksi, mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah dari rasionalisasi.
·         Repressi, konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima, dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar & sengaja dilupakan.
·         Regressi, mundur pada tahap perkembangan sebelumnya yang sudah pernah berhasil dilalui/diatasinya

4 komentar: